Liputan6.com, Jakarta – Uni Eropa meluncurkan sebuah kelompok ahli yang akan mengampanyekan literasi digital dan menangkal disinformasi pada Selasa 12 Oktober 2021.
Kelompok ini akan bekerja membangun kerangka kerja standar bagi gurudi Eropa untuk mengatasi disinformasi dan mempromosikan literasi digital.
Grup tersebut terdiri dari beberapa anggota, termasuk dari akademisi, media, pendidikan, keamanan siber, lembaga penelitian, dan LSM.
Para anggota grup tersebut akan mendidik kaum muda dalam keterampilan akan pentingnya kesadaran digital. Uni Eropa telah menargetkan pada 2030, 80 persen populasi memiliki keterampilan digital dasar.
Komisioner Inovasi, Penelitian, Budaya, Pendidikan, dan Pemuda Uni Eropa, Mariya Gabriel mengatakan bahwa tujuan utama dari kelompok itu adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan membetuk sikap kritis terhadap konten di media sosial.
“Saat ini, berpikir kritis dan menilai kualitas informasi yang kita akses secara online sama pentingnya dengan kompetensi membaca dan menulis,” kata Gabriel dikutip euractiv.com, Kamis (14/10/2021).
Selain itu, kelompok tersebut juga menggandeng pihak Facebook. Hanya saja, langkah ini mendapat kritik dari berbagai kalangan, karena Facebook dianggap tidak serius memberantas disinformasi di platform mereka.
“Kami lebih terkejut dengan tidak adanya beberapa ahli disinformasi dan literasi digital media utama di seluruh Eropa, baik individu maupun organisasi,” kata Sonia Livingstone, Profesor di departemen Media dan Komunikasi London School of Economics.
Penulis: Geiska Vatikan Isdy
0 Comments