Pada zaman dulu, ketika kita ingin mengetahui berita-berita terbaru, kita dapat menemukan dan mengetahuinya lewat koran ataupun televisi tetapi lambat laun, dunia semakin maju dalam berbagai bidang, contohnya dalam bidang teknologi. Kini semua orang dapat mengakses internet untuk mencari berbagai macam berita lama maupun berita terbaru melalui smartphone dengan sangat mudah. Dalam membaca berbagai macam berita ataupun informasi, di saat seperti itu kemampuan literasi sangat dibutuhkan.
Di Indonesia, persentase minat baca masyarakatnya masih terbilang cukup memprihatinkan, menurut data dari UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya sekitar 0,001% dan hasil dari studi yang berjudul “The World’s Most Literate Nations” mengatakan, jika Indonesia berada di posisi ke-60 dari 61 negara.
Selain itu juga, dilihat dari survei PISA (Programme for International Student Assesment) tingkat literasi di Indonesia berada di posisi 10 terbawah dari 70 negara yang ada di dunia.
Saya pribadi, ketika melihat ada seseorang yang membahas suatu berita di sosial media tetapi hanya menampilkan judul beritanya saja, nyatanya, masih ada sebagian orang-orang yang tergiring dan langsung mengambil kesimpulan tanpa mau membaca keseluruhan isi dari berita tersebut.
Akibatnya, terjadi kesalahpahaman dalam memahami suatu berita kemudian menyebarluaskan informasi-informasi yang sebetulnya tidak sesuai. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab kurangnya budaya literasi, salah satunya adalah diri kita sendiri. Banyaknya berita hoaks atau berita yang tidak benar adanya, tanpa disadari hal itu sebetulnya bersumber dari diri kita yang tidak membaca lebih jauh suatu informasi.
Literasi menjadi tolak ukur pendidikan, contohnya para pelajar yang masih duduk di bangku sekolah juga para mahasiswa maupun mahasiswi, mereka semua adalah generasi penerus bangsa yang menjadi penentu maju atau tidaknya Indonesia. Tujuan dari literasi adalah untuk meningkatkan pemahaman setiap orang dalam mengambil sebuah kesimpulan agar informasi yang kita baca dapat diterima dan dipahami dengan baik, selain itu kita dapat berpikir secara kritis dan tidak cepat menimbulkan reaksi.
Oleh karena itu, mulailah tanamkan di dalam diri budaya literasi, jika menemukan suatu berita, mulai biasakan untuk membaca kesuluruhan informasi yang dijabarkan. Bepikirlah lebih kritis dalam mengambil sebuah kesimpulan sebelum kita menyebarkan luaskan berita. Terus tingkatkan budaya literasi dan mari kita hapus fakta tentang rendahnya minat baca masyarakat Indonesia.

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *