Text
Matinya Dunia Cyber Space: Kritik Humanis Mark Slouka terhadap jagat Maya
Cyberspace (internet) merupakan fenomena mutakhir sebagai dampak dari pesatnya perkembangan teknologi. Cyberspace kini bukanlah barang ekslusif. Ia dinikmati oleh semua kalangan. Layaknya dalam drama, cyberspace menyediakan ruang-ruang tempat berjubelnya berjuta imaginasi dan beribu fantasi.rnBagi para pamujanya, cyberspace merupakan dunia baru yang menjanjikan. Ia dianggap bisa melayani segala kepentingan manusia, yang bisa mengatasi segala keterbatasan manusia dengan mengembara dalam berbagai realitas tanpa batas. Segala sesuatu yang sebelumnya mustahil mejadi mungkin. Lalu muncullah harapan, euphoria, dan optimisme dalam menyambut datangnya abad baru ini, “Era Baru Digital”.rnNamun tidak sedikit yang memandang sinis atas kecendrungan baru ini. Herbert Marcuse, tokoh Madhab Frankfurt, dalam bukunya One Dementional Man menyatakan bahwa individu-individu dalam masyarakat modern seperti sekarang ini telah terintegrasikan ke dalam system yang menghasilkan manusia berdimensi tunggal. System di mana kehomogenan bersembunyi di balik berjuta keragaman yang ditunjukkan oleh revolusi media massa. Lebih tajam, Jurgen Haberas, generasi ketiga Madhab Frankfurt melirik “sesuatu di balik layer monitor”.
Tersedia | SJN00004528 | 004.678 AST m | Perpustakaan Amir Machmud |
Tidak tersedia versi lain