Text
Konflik dan Perdamaian Etnis di Indonesia
Perubahan sentimen antirezim Orde Baru ke sentimen anti-Cina berhasil melahirkan kekerasan di Surakarta. Hal ini terjadi karena diiringi penarikan perlindungan dari aparat keamanan. Di sisi lain, Yogyakarta merespon sentimen itu dengan metode nir-kekerasan dan pelibatan berbagai kalangan dalam pengelolaan konflik serta koordinasi yang lebih lancar. Di kasus lain, Ambon mengalami ambruknya kehidupan sehari-hari yang diperparah dengan kegagalan dalam menurunkan tensi konflik sehingga terjadi kekerasan Islam-Kristen. Sedangkan di Manado, tekanan direspon dengan nir-kekerasan, yaitu dengan pengendalian batas dan koordinasi antar umat beragama.
Tersedia | SJN00004271 | 305.895 PAN k | Perpustakaan Amir Machmud |
Tidak tersedia versi lain