Text
Membedah Kejahatan Aktor Negara
Substansi dari pernyataan praktisi birokrasi India, S, Guhon, agaknya bisa dijadikan rujukan utama untuk menjelaskan praktik korupsi di Indonesia yang terjadi demikian marak dan merebak serta menjadi bagian dari “budaya” di semua lini dan level dalam era reformasi ini. Demokrasi ternyata membuka ruang lebar bagi para koruptor untuk mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia dalam brankas negara, di mana selalu terkait dengan praktik politik biaya tinggi.rnrnPraktik korupsi sudah demikian massif, jauh lebih parah ketimbang yang terjadi di era Orde Baru. Pelakunya pun, sebagian besar adalah generasi era reformasi atau yang beruntung memperoleh jabatan dan kekuasaan di era reformasi ini, termasuk yang ikut berjuang menjatuhkan Soeharto dari jabatan Presiden RI yang kedua; sungguh sangat ironis. Parahnya lagi, para koruptor itu ternyata sebagian terus saja mengatas namakan rakyat. Menduduki jabatan politik atau sebagai pengambil kebijakan negara/daerah karena dipilih oleh rakyat, berhimpun dalam organisasi seperti halnya parpol dengan argument retorik “untuk kepentingan rakyat”, padahal sebenarnya mereka sejatinya adalah penghianat reformasi dan perampas hak rakyat.rnrnBuku ini merupakan hasil refleksi penulis terkait terutama problem-problem korupsi di negara ini. Buku ini tidak cuma dapat dibaca oleh penggiat antikorupsi semata, namun juga bagi mereka yang menghendaki munculnya sebuah pemerintah yang bersih.
Tersedia | SJN00002111 | 362.132 LAO m | Perpustakaan Amir Machmud (300) |
Tidak tersedia versi lain