Text
Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia
Buku ini menguraikan sejarah sosial intelektual Islam dari masa ke masa, bermula sejak masa Nabi saw dan sahabat, berlanjut ke masa dinasti Umayyah dan Abbasiah sampai munculnya dinasti-dinasti kecil dan tiga kerajaan besar. Dinasti kecil muncul di Wilayah Barat Bagdad dan Wilayah Timur Bagdad sampai bergejolaknya perang salib selama dua abad. Sedangkan tiga kerajaan besar, adalah Utsmāni di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia. Memasuki abad ke ke 19 dan 20 umat Islam terlepas dari kekhalifahan, dinasti dan kerajaan karena mereka tersebar di berbagai negara yang memiliki kedaulatan tersendiri. Sejarah sosial intelektual Islam di Indonesia, bermula sejak masuknya agama Islam di negara ini, nusantara pada pada abad ke-7 dan mengalami perkembangan pesat pada abad 13. Sebagai tokok intelektual Islam saat itu adalah wali songo. Perkembangan berikutnya, muncul ormas Islam yang konsen dalam pengembangan intelektual seperti Jamiatul Khaer dan al-Irsyad, Sarekat Islam dan Persis, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Khusus di wilayah Sulawesi Selatan, muncul As’addiyah dan Darud Dakwah wal-Isyad (DDI). Selain ormas Islam, muncul pula tokoh-tokoh intelektual Islam seperti Hos Cokroaminoto. K.H. Ahmad Dahlan. K.H. Hasyim Asy’ari, Muhammad Natsir, Bunya Hamka, Hasbi Ash-Shiddiqqi, Munawir Syazali, Harun Nasution dan selainnya. Sepeningggal mereka muncul lagi generasi belakangan dengan gagasan-gagasan modernisme. Munculnya tokoh-tokoh ini sebagai rekonstruksi pemikiran sejarah masa lalu yang tidak keluar dari koridor ajaran Islam yang kaffah. Munculnya intelektual Islam di kekininan bersamaan dengan adanya wacana pembaharuan pemikiran keislaman semakin marak. Dekade ini sudah lebih menunjukkan kecenderungan pemikiran yang tidak lagi normatif memandang agama. Mereka tidak seperti pada masa Islam yang bercorak mistis dan sufistik, kemudian lebih tertarik dengan pemahaman keislaman yang berdasarkan kepada pendekatan-pendekatan empiris dan historis di dalam pembentukan visi keagamaannya. Tidak dapat disangkal bahwa perubahan visi dan orientasi itu sejalan dengan masuknya pengaruh pembaharuan Islam, yang utamanya, dibawa oleh kelompok Muslim modernis generasi kedua sampai sekarang ini. Perkembangan wacana intelektual Islam seperti yang disebutkan sudah memasuki babak baru, karena sudah menyangkut metodologi yang lebih empirik dan historis yang dipergunakan di dalam memformulasikan masalah keislaman dan masalah kemasyarakatan.
Tersedia | SJN00000730 | 297.965 NOR s | Perpustakaan Amir Machmud |
Tidak tersedia versi lain