Text
Arus baru Islam radikal: Transmisi revisalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia
Gelombang revivalisme (kebangkitan) Islam di Timur Tengah muncul pada dekade ketujuh abad ke-20 M, bertepatan juga dengan abad baru Hijriyah, yakni abad ke-15. Dimana di dalam kepercayaan umat islam, setiap abad akan melahirkan seorang pembaharu keyakinan umat, dan perbaikan kondisi komunitas islam. Ekspetasi umat islam akan adanya pembaharu ini menjadi teramat besar di saat mereka sedang dilanda krisis. Menurut Herman Frederick Eilts, kebangkitan islam dimulai sejak lengsernya rezim sekuler Shah Iran Reza Pahlevi yang didukung penuh AS oleh Imam Khomeini yang memimpin revolusi Iran. Revolusi Iran telah mempengaruhi gerakan-gerakan islam di negara-negara Arab lainnya. Tampaknya gerakan ini terkait dengan pencarian identitas dunia islam.
Krisis identitas bagi bangsa Arab sesungguhnya berakar pada hancurnya bangunan sosial-politik sebagai akibat kolonialisme dan pendudukan militer Barat semenjak abad 17 dan 18, hingga paruh pertama abad 20. Bangunan sosial politik berbasis keislaman terpinggirkan oleh masuknya berbagai pemikiran barat. Ditambah lagi sistem sekuler ini justru memapankan kekuasaan militer yang totalitarianistik, kesenjangan ekonomi, korupsi, dan degradasi moral. Dan hal yang paling memicu adalah kekalahan bangsa Arab oleh Israel dalam konflik berkepanjangan di Palestina. Maka muncullah gerakan untuk kembali pada tradisi yang dianggap lebih cocok dengan identitas mereka, baik yang berbasis Arab, Nasionalisme, Sosialisme, maupun Islam. Pada akhir 1950-an dan 1960-an, muncul gerakan reformasi atas sistem yang terbaratkan tersebut. Di Irak, Suriah, dan Mesir rezim lama diganti oleh pemerintah baru yang dikuasai oleh kelompok radikal yang berorientasi sosialis, dan menjadi pendukung persatuan Arab.
Para penganjur revivalisme islam ini, meletakkan prinsip-prinsip pokok tertentu sebagai kerangka ideologi kebangkitan islam. Prinsip itu diantaranya: Islam merupakan sistem kehidupan yang total, fondasi Islam adalah al-quran, sunnah Nabi dan tradisi para sahabat, puritanisme dan keadilan sosial, kedaulatan dan hukum Allah berdasarkan syariat, dan jihad sebagai pilar menuju nizam islami. Berdasarkan prinsip tersebut berbagai tuntutan meramaikan pentas politik dan gerakan kegamaan di Timur Tengah. Organisasi pendukung gerakan ini secara konsisten menjadi kekuatan politik atu oposisi.
Tersedia | SJN00004614 | 297.61 IMD a |
Tidak tersedia versi lain