Teks
Luka bangsa, luka kita: pelanggaran HAM masa lalu dan tawaran rekonsiliasi
“Buku ini ingin mengingatkan kembali masyarakat akan pentingnya Laporan Komnas HAM ...untuk terus dipelajari, dan selanjutnya untuk dijadiakan acuan bagi kerja-kerja kemanusiaan sekarang dan di masa depam.” –DR. Baskara T. Wardaya, SJ
Banyak negara di dunia memiliki jejak buruk, terkait kekerasan kolektif dan pelangaran HAM pada masa lalu. Sebut saja, Jerman, Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Argentina. Begitu pula Indonesia. Berbeda dengan negara-negara lain yang berani mengakui, mengolah, dan menuntaskan kejahatan terhadap kemanusiaan, Indonesia sepertinya masih berjalan di tempat. Jangankan sampai pada penuntasan, pada fase pengungkapan pun aktivis HAM sering kali menghadapi jalan buntu. Sebagai bukti, ketika Komnas HAM menyampaikan hasil penyelidikan dan kerja kerasnya selama empat tahun kepada pemerintah, laporan tersebut langsung ditolak dan tidak pernah ditindaklanjuti. Upaa penuntasan masalah pelanggaran HAM pun akhirnya mengambang.
Buku ini hendak menajak masyarakat mengupayakan penuntasan masalah pelanggaran HAM di Indonesia bisa terrealisasi. Buku ini menyajikan Laporan Eksekutif Hasil Penyelidikan Pelanggaran HAM yang berat Peristiwa 1965-1966, dan disertasi laporan pelanggaran HAM yang terjadi selama Orde Baru. Selai itu, ditamilkan pula tulisan-tulisan menenai konteks terjadinya pembunuhan massal tahun 1965-1966, kekerasan terhadap para tapol di Pulau Buru, dan gagasan mengenai bagaimana seharusnya penanganan dan jalan keluar masalah pelanggaran HAM.
Buku ini sangat penting bagi para pejuang kemanusiaan dan semua elemen masyarakat yang peduli terhadap tegaknya keadilan di negeri ini. Secara khusus, buku ini penting bagi generasi muda Indonesia yang ingin mengenal lebih dalam sejarah bangsa dari sudut pandang yang lebih luas.
Tersedia | SJN00005074 | 320.959 WAR l |
Tidak tersedia versi lain