Text
Problematika kekuatan politik Islam di Yaman, Suriah, dan Aljazair
Meskipun trend kekuatan politik Islam dalam realitas politik modern mulai bisa eksis bersama mekanisme demokrasi, namun masih banyak kekuatan politik yang masih phobia terhadap politik Islam. Realitas itu telah terbukti sejak awal 1990-an dan masih bertahan hingga sekarang. Awal tahun 1990-an misalnya, kekuatan politik Islam di Turki dan Aljazair yang menang dalam pemilu demokratis misalnya, diberangus oleh militer. Peristiwa ini terulang kembali, dimana rejim demokrasi hasil pemilu di Mesir pimpinan Mohammad Mursi justru dikudeta oleh militer, dan pemerintahan otoriter kembali berkuasa di Mesir.
Dalam derajat tertentu gejolak politikbahkan bersenjataterus terjadi di Suriah, pemilihan umum yang diselenggarakan belum menghasilkan pemerintahan yang legitimate. Gejolak politik yang sama juga terjadi di Yaman yang menghasilkan rezim militer baru pimpinan Abd Rabbu Mansur Hadi yang kemudian terusir oleh. kelompok separatis Al-Houti. Demikian halnya di Aljazair di mana rezim militer dapat mendominasi perolehan suara Pemilu. Realitas ini mengindikasikan adanya apa yang disebut backward bending process (proses pembalikan kembali) ke arah rejim otoritarian.
Fenomena tersebut tampaknya terjadi bukan semata-mata faktor internal, melainkan ada pula faktor eksternal yang ikut melegitimasinya. Tampaknya sulit untuk membantah betapa faktor eksternal ikut menghambat proses tumbuhnya demokrasi di negara-negara tersebut.
Tersedia | SJN00005574 | 297.272 MUH p |
Tidak tersedia versi lain