Text
Majalah Tempo Maret 2021
Majalah ini berisi kumpulan Majalah Tempo mingguan yang terbit selama Maret 2021. Pada nomor pertama yang terbit 8-14 Maret 2021, Tempo mengangkat tema "Angin Ribut Suap Pajak". Ulasan utama tema itu adalahKOMISI Pemberantasan Korupsi mengusut kasus dugaan suap yang melibatkan dua pegawai Direktorat Jenderal Pajak. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka suap dan gratifikasi yang nilainya mencapai Rp 50 miliar. Menggunakan modus lawas, suap diduga berasal dari tiga wajib pajak perusahaan. Bagaimana komisi antirasuah membongkar perkara ini?. Sementara itu, pada nomor kedua yang terbit 15-21 Maret 2021 "Mudarat Darurat Corona", Tempo mengulas mengenai PENGADAAN alat uji spesimen Covid-19 oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuai masalah. Sejumlah laboratorium mengembalikan ratusan ribu alat yang diimpor tersebut karena tak akurat. Audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan menemukan adanya potensi pemborosan keuangan negara puluhan miliar rupiah dalam proyek ini. Tempo mengungkap kedekatan petinggi BNPB dan perusahaan penyedia barang yang ternyata tak berpengalaman dalam bisnis alat kesehatan. Investigasi ini turun beriringan dengan laporan panjang Tempo tentang setahun penanganan pandemi. nomor ketiga yang terbit 22-28 Maret 2021, Tempo mengusung tema "Tarik-Ulur Fatwa Vaksin". Pada edisi ini membahas tentang PENGGUNAAN vaksin AstraZeneca menuai kontroversi karena diketahui memanfaatkan tripsin babi dalam pembuatannya. Meski akhirnya memperbolehkan penggunaannya karena alasan darurat, sikap Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia sempat terbelah saat merumuskan fatwa vaksin. Sebelum pengumuman MUI, pemerintah disebut pontang-panting melobi para ulama agar menyampaikan mutu dan kehalalan vaksin asal Inggris tersebut. Wakil Presiden Ma'ruf Amin turun tangan. Selanjutnya, terbit majalah nomor keempat 29Maret-4April 2021 "Main Politik Impor Beras", yang membahas RENCANA impor beras tahun ini menuai polemik. Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kementerian Perdagangan kompak menginisiasi masuknya 1 juta ton beras dari Thailand. Sebaliknya, Kementerian Pertanian dan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik menyatakan panen raya tahun ini cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Ada apa di balik perdebatan ini?.
Tersedia | SJN00006521 | 050 TEM m | Perpustakaan Amir Machmud |
Tersedia | SJN00006522 | 050 TEM m | Perpustakaan Amir Machmud |
Tidak tersedia versi lain