Text
Majalah Tempo Mei 2021
Pada bulan Mei 2021, Majalah Tempo memuat lima edisi. Edisi pertama yang dibahas adalah tentang "Takdir Tragis Nanggala " yang diterbitkan pada 3-9 Mei 2021 . Dalam ulasan tersebut, membahas TENGGELAMNYA Kapal Perang Republik Indonesia Nanggala-402 menyisakan banyak tanda tanya. Penelusuran Tempo menemukan sederet indikasi kegiatan pemeliharaan Nanggala yang tak memadai. Kapal selam buatan Jerman itu ditengarai dipaksakan beroperasi dalam kondisi tidak prima. Apa saja kerusakan yang diduga menyebabkan Nanggala karam di kedalaman 838 meter. Edisi Majalah Tempo selanjutnya, pada edisi kedua 17-23 Mei 2021, mengangkat tema "Pertobatan Di Penjara".PENDEKATAN spiritualitas agama diadopsi banyak lembaga pemasyarakatan untuk merehabilitasi narapidana narkotik, psikotropika, dan obat terlarang (narkoba). Para pemuka agama dan lembaga pendidikan pesantren digandeng untuk menjalankan program tersebut. Meski belum dibakukan sebagai standar layanan, efektivitas pendekatan itu diakui para pakar dalam sejumlah literatur. Tempo melakukan reportase ke Lembaga Pemasyarakatan Sungguminasa di Gowa, Sulawesi Selatan; Tanjungpinang di Kepulauan Riau; Pamekasan di Madura, Jawa Timur; dan Yogyakarta. Kemudian pada edisi berikutnya, Tempo mengambil tema "Bahaya Demam Kripto" yang terbit 24-30 Mei 2021. Edisi tersebut membahas tentang PERDAGANGAN mata uang kripto sedang mengalami masa keemasan. Selama kuartal pertama 2021, nilai transaksi koin virtual ini mencapai Rp 236 triliun. Transaksi itu berasal dari 5,6 juta yang mengharapkan cuan dari perdagangan kripto. Banyak risiko dan rawan jadi ladang pencucian uang, penghindaran pajak, juga penipuan. Adapun, terbitan Majalah Tempo selanjutnya, edisi 31 Mei-6 Juni 2021 bertemakan "Predator Seks Jagat Digital". Tempo mengulas KEKERASAN seksual berbasis teknologi digital terus meningkat. Bekerja sama dengan sejumlah media di Asia, Tempo menelusuri jejak pelaku yang memperdagangkan konten-konten intim.
Beberapa di antaranya bermotif dendam terhadap pasangan. Sejumlah perempuan yang menjadi korban pun masih berjuang memulihkan diri dari trauma. Sebagian dari mereka enggan melapor karena takut ditetapkan sebagai tersangka.
Tersedia | SJN00006524 | 050 TEM m | Perpustakaan Amir Machmud |
Tersedia | SJN00006525 | 050 TEM m | Perpustakaan Amir Machmud |
Tidak tersedia versi lain