Text
Majalah Tempo Agustus 2019
Edisi awal Agustus 2019, yaitu 5-11 Agustus 2019 Tempo menyajikan berita terkini yang datang dari Novel Baswedan, Polisi Tahu Saya Akan Diserang. Pada awal paragraf, kita akan disambut dengan kasus Novel Baswedan yang tidak kunjung menemukan titik temu. Tim pencari fakta tak berhasil mengungkap pelakunya. Tim dituduh mengabaikan sejumlah fakta yang melatarbelakangi teror tersebut, termasuk kasus "buku merah" yang mengungkap dugaan aliran uang ke sejumlah polisi dari pengusaha Basuki Hariman. Kemudian, pembaca akan dibawa ke dalam kasus Mati Lampu, Tumbuh Gerutu pada edisi 12-18 Agustus 2019. Hampir satu per tiga Pulau Jawa mendadak mati setrum. Hal tersebut membuat PLN kalang kabut. Ditambah proses pemulihan listrik mati ini tak berjalan maksimal karena perangkat komunikasi khusus di beberapa gardu induk tak berfungsi dengan baik. Apakah ini bagian dari kelalaian atau sabotase? Tempo juga menyiapkan edisi kemerdekaan pada 19-25 Agustus 2019, tentang Aktivis Cina di Awal Republik. Ternyata etnis tionghoa memainkan peran penting dalam revolusi Indonesia. Terutama tiga keturunan etnis tionghoa yang punya andil pada masa persiapan kemerdekaan. Liem dan Yap bergabung dengan panitia kemerdekaan serta ikut merumuskan konstitusi. Sedangkan Djiauw, petani sekaligus pedagang peti mati, merelakan rumahnya menjadi persinggahan Sukarno dan Hatta yang "diculik" serdadu pembela tanah air di Rengasdengklok. Setelah edisi kemerdekaan dimunculkan, Tempo berinisiatif mengemukakan aturan yang dibuat Jokowi dalam mengubah tata nama kabinet, yang dibahas dalam edisi 26 Agustus-1 September 2019, dengan tema Atur-atur Nomenklatur. Bisa ada kabinet yang dihapus atau digabungkan. Misal, Kementerian Perdagangan bakal melebur ke Kementerian Luar Negeri demi mengurus perdagangan internasional. Seberapa efektif aturan ini? Akhirnya, pada edisi 2-8 September, Tempo mengusung tema Dalam Sekam Api Papua. Di balik kerusuhan Papua ini terjadi disebabkan oleh respons masyarakat Papua terhadap ucapan rasis yang diucapkan di Malang dan Surabaya. Sejumlah kelompok dan organisasi kemasyarakatan diduga aktif bergerak dan bertukar sandi, terutama untuk membakar beberapa fasilitas publik.
Tersedia | SJN00006560 | 050 TEM p | Perpustakaan Amir Machmud (Audio Visual) |
Tidak tersedia versi lain