Text
Majalah Tempo Desember 2019
Meski dunia dihantui resesi, ada celah agar Indonesia selamat, begitu Tempo menuliskan edisi pertamanya pada Desember 2019, yaitu 9-15 Desember 2019. Awal bulan ini Tempo membahas Peluang Di Tengah Ancaman. Seperti yang kita tahu, Perang dagang Amerika Serikat dan Cina belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Perlambatan yang menjurus ke resesi ini kelihatannya bakal menular ke Indonesia--negara berkembang yang punya banyak hubungan dagang dengan dua negara besar itu. Akan tetapi, Tempo memotret sumber-sumber pertumbuhan baru Indonesia untuk menghindarkan diri dari kelesuan. Setelah membahas peluang Indonesia yang bisa bertahan dalam resesi ekonomi, keadaan politik di dalamnya masih bersitegang. Dengan tema, Awas Setrum! Menteri BUMN Erick Tohir ingin PLN tak lagi mengurus bisnis pembangkit listrik. Tema ini dibawakan pada edisi 16-22 Desember 2019. Mewarnai tarik ulur penentuan direktur utama baru, mulai muncul nama-nama sosok bos perusahaan listrik negara. Nama mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mencuat. Tak kunjung usai carut marut politik Indonesia, Tempo menghadirkan masalah politik lainnya, dengan tema Ambyar... Jenderal Polisi aktif mulai bertugas sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi pada edisi 23-29 Desember 2019. Firli Bahuri namanya yang sempat tersangkut pelanggaran kode etik KPK ini menghadapi dua tantangan, pengusutan kasus yang mandek dan kegusaran pegawai KPK yang akan beralih satus menjadi aparatur sipil negara. Sudah bosan dengan tema politik, melalui edisi khusus tokoh 2019, Tempo menghadirkan tema Massa Aksi pada 30 Desember-5 Januari 2019. Mahasiswa bersama koalisi masyarakat sipil dari berbagai penjuru daerah bangkit memprotes sederet rancangan undang-undang yang kontroversial, termasuk pengesahan revisi Undang-undang yang kontroversial, termasuk pengesahan revisi Undang Undang Komisi Pemberantasan Korupsi.
Tersedia | SJN00006562 | 050 TEM p | Perpustakaan Amir Machmud (Audio Visual) |
Tidak tersedia versi lain