Text
Filsafat Untuk Kehidupan
Sudah lama filsafat dianggap sebagai ilmu yang murni akademik. Sejatinya, filsafat adalah upaya untuk mendekati kebijaksanaan, lebih dari sekadar informasi ataupun ilmu pengetahuan. Filsafat bergerak dengan kesadaran sederhana bahwa kebijaksanaan tertinggi tak akan pernah bisa diraih. Ia harus terus didekati, tanpa pernah sampai memeluk sepenuh hati. Dengan berpijak pada akal sehat dan nurani, filsafat pun lalu bisa memperkaya kehidupan.
Apa itu kehidupan? Sulit untuk memberikan jawaban langsung. Namun, kita bisa dengan jelas memisahkan, apa yang bukan kehidupan. Dua hal kiranya penting dipertimbangkan. Pertama, kehidupan lebih dari sekadar pikiran. Menyamakan kehidupan dengan pikiran adalah kekeliruan yang amat mendasar, juga berbahaya. Kedua, kehidupan juga lebih dari sekadar emosi. Emosi datang dan pergi. Mengiranya sebagai nyata justru akan membawa petaka bagi manusia. Kehidupan adalah kesadaran itu sendiri. Ia menjadi latar belakang semua pengalaman manusia. Ia tak terpengaruh oleh pikiran maupun emosi. Dengan menyentuhnya, manusia akan menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya. Kejernihan pun datang bersama akal sehat dan hati nurani. Ketiga hal itu sebenarnya sudah selalu dimiliki setiap orang. Namun, karena hanyut dalam pikiran dan emosi, ia terlupakan. Filsafat, dengan arah dan metode yang tepat, bisa membangkitkannya kembali.
Akal sehat adalah pertimbangan yang mengarah pada tindakan dengan berpijak pada penyelesaian persoalan serta kebaikan bersama. Sementara, nurani adalah kemampuan untuk bersikap dengan welas asih dalam setiap keadaan. Keduanya tak terpisahkan dari kesadaran ataupun kehidupan.
Tersedia | SJN00007096 | 113.6 REZ f | Perpustakaan Amir Machmud (100) |
Tidak tersedia versi lain