Text
Sjahrir : politik dan pengasingan di Indonesia
Sjahrir pada umumnya dihadirkan dengan segala sesuatu yang lepas dari bau "tradisional", "primordial", atau "parokial". Lain dibandingkan dengan Soekarno , Hatta, Amir Sjarifuddin, Sutomo atau Tan Malaka yang tak pernah kehilangan pijakan akar tradisi. Sjahrir pun hampir tidak pernah menyebut kata "Minangkabau", tempat darimana ia berasal.
Dibesarkan dalam tradisi rantau Minang, lembaga sekolah produk Politik Etis kolonial, sosialisasi bersifat mondial dengan kaum sosialis semasa belajar di Belanda, setidaknya menentukan "stucture of experience" Sutan Sjahrir. Amat longgar, mudah lenyap dan tipis di hadapan arus besar wacana nasionalis Indonesia.
Namun demikian, sosoknya menjadi demikian dibutuhkan tatkala gejolak Revolusi Nasional 1945-1949, hingga Sjahrir ditunjuk sebagai Perdana Menteri RI sebanyak tiga kali. Juga nasib akhirnya yang kentradiktif, terpenjara sebagai tahanan politik semasa demokrasi terpimpinnya Soekarno, rekan seperjuangannya dalam menghadapi kolonialisme Belanda.
Dalam buku inilah, Rudol Mrazek menampilkan hampir seutuhnya biografi manusia Sutan Sjahrir, salah seorang dari the Founding Fathers Republik Indonesi
Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjam | SJN00004863 | 920 RUD s | Perpustakaan Amir Machmud (Referensi) |
Tidak tersedia versi lain