Text
Laskar jihad : Islam, militansi, dan pencarian identitas di Indonesia pasca-orde baru
Gagasan salafi sudah ada lama di peradaban Islam. Pada awalnya ini adalah respon atas ortodoksi Islam yang terlalu dekat dengan negara dan akhirnya mengalami ketertinggalan. Maka salafi adalah gagasan pinggiran. Tak begitu dilirik karena pasif melihat dunia.
Jadi bagaimana salafi berubah jadi salafisme? Bagaimana salafi apolitis berevolusi menjadi aktivisme jihadis. Salafi yang pada mulanya pasif dan cuek dengan perkembangan dunia, tiba-tiba jadi peduli pada arah gerak dunia dan bermaksud mengubahnya.
Kunci penting evolusi ini ada pada mobilisasi politik salafi di Indonesia. Mobilisasi itu melibatkan dua aktor lain di luar aktivis salafi. Pertama adalah elit militer dan elit sipil. Kedua adalah pimpinan muslim garis keras. Aktivis salafi ada di antara dua aktor ini.
Jadi total ada tiga aktor di balik aktivisme jihadis. (1) militer dan elit sipil, (2) aktivis salafi, (3) pimpinan muslim garis keras. Masing-masing punya peran. Militer dan elit sipil bertugas mengkerangkai opini publik. Aktivis salafi memilih isu spesifik jihad (misalnya jihad di Maluku). Dan pimpinan muslim garis keras bertugas memproduksi pengetahuan tentang wacana jihad.
Rincian siapa saja yang terlibat untuk masing-masing aktor bisa dibaca sendiri di buku ini. Terlalu riskan mencantumkan di media sosial. Utamanya aktor elit militer.
Membaca buku ini ada tiga simpulan. Pertama, ekspresi radikalisme keagamaan di ruang publik selalu menguat menjelang pemilu. Kedua, bagian penting suksesi jihadisme selalu terkait dengan militer dan elit sipil. Ketiga, wacana yang mempertemukan kepentingan tiga aktor itu adalah ancaman komunisme.
Tersedia | SJN00005887 | 297.622 NOO j | Perpustakaan Amir Machmud |
Tidak tersedia versi lain