Text
Salim : pelukis Indonesia di Paris
Enam puluh tahun tinggal di Perancis telah membentuk hidup dan alam pikiranku.
Aku berpikir dalam bahasa Perancis. Perancis menjadi negeriku. Tapi apakah aku masih seorang Indonesia? Ya, aku orang Indonesia.
Aku warganegara Indonesia dengan paspor Republik Indonesia.
Sering aku memikirkan Indonesia dengan penuh kenangan dan kesedihan.
Indonesia: begitu jauh, sangat jauh dari impian kita pada tahun 1930-an, pada masa pertemuan-pertemuan di Gedung Nasional di Gang Kenari. Indonesia, tumpah darah kemerdekaan, keadilan dan kejujuran.
Aku terkenang kepada mereka yang sudah tiada: Ibu Radna Tanzil, Djohan Sjahruzah, Hazil, Ilham.
Aku terkenang kepada pertemuan dengan orang-orang yang sederhana. Kusir dokar di Tegal yang mula-mula terkejut mendengar bahwa aku hendak melihat-lihat pemandangan, namun lalu mafhum akan apa yang kumaksud, dan berkata: "Mari kita melihat-lihat kampung yang cantik". Dan kemudian ketika dia mau mengganti kudanya, mengundangku ke rumahnya untuk menghirup semangkuk kopi. Tegal, Tegalku sayang, sumber inspirasiku yang tak kunjung kering.
Aku terkenang kota Sete. Saya menjadi amat populer di situ, bahkan diangkat menjadi warga kehormatan. Sete adalah kotaku. Penduduknya adalah keluargaku.
Aku terkenang akan mereka yang menolongku waktu aku dalam kesukaran yang amat sangat. Keluarga di kampung yang menyewakan kamar sempit kepadaku yang begitu aku keluar dari rumah sakit, tak punya uang sepeser pun, meminta agar aku tetap tinggal bersama mereka. Untuk tiga bulan mereka memberiku atap untuk berteduh dan ranjang untuk berbaring, memberiku makan dan mencuci pakaianku.
Aku terkenang kepada Ibu Marie Leduc-pekerja sederhana dan suaminya; Edmond, sopir taksi dan isterinya Suzane, bidan; Jean, dokter; semua yang dengan sepenuh hati telah membantuku.
Biarlah Indonesia pada suatu saat kelak menemukan jalan menuju impian kita, impian di Gedung Nasional Gang Kenari.
Insya Allah.
ttd
Salim
Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Hilang | SJN00005558 | 927 AJI s | Perpustakaan Amir Machmud |
Tidak tersedia versi lain